
Panic Attack adalah serangan rasa takut atau cemas yang tiba-tiba, sangat intens, dan biasanya tanpa alasan jelas.
Saat terjadi, tubuh bereaksi seolah-olah sedang menghadapi bahaya besar, padahal sebenarnya tidak ada ancaman nyata.
➡️ Jadi seperti alarm tubuh aktif “salah tempat” → jantung berdebar, napas sesak, keringat dingin, bahkan merasa akan mati atau kehilangan kontrol.
🔹 Gejala Panic Attack
Biasanya muncul tiba-tiba dan mencapai puncak dalam 5–10 menit, lalu mereda setelah 20–30 menit.
Gejala fisik:
- Jantung berdebar kencang (palpitasi).
- Sesak napas atau merasa tercekik.
- Dada terasa nyeri atau tertekan.
- Pusing, gemetar, keringat dingin.
- Mual atau perut tidak enak.
- Badan terasa panas/dingin.
Gejala psikologis:
- Rasa takut kehilangan kendali.
- Takut pingsan.
- Takut mati mendadak (serangan jantung, stroke).
- Perasaan tidak nyata (derealization) atau terlepas dari diri sendiri (depersonalization).
🔹 Contoh Situasi Panic Attack
- Seseorang tiba-tiba merasa jantungnya berdebar kencang saat naik bus → langsung panik dan takut mati.
- Sedang tidur lalu tiba-tiba terbangun dengan napas sesak dan rasa takut luar biasa.
- Di tempat ramai (mall, konser) merasa pusing, keringat dingin, takut jatuh pingsan.
🔹 Penyebab Panic Attack
Tidak selalu jelas, tapi biasanya dipicu oleh:
- Gangguan kecemasan (anxiety disorder).
- Stres berlebihan.
- Trauma atau pengalaman buruk.
- Kelelahan, kurang tidur, kafein berlebihan.
- Faktor biologis (sensitivitas sistem saraf, genetik).
🔹 Bedanya Panic Attack vs Serangan Jantung
Gejala | Panic Attack | Serangan Jantung |
---|---|---|
Durasi | Puncak 5–10 menit, mereda < 30 menit | Lebih lama, makin berat seiring waktu |
Nyeri dada | Rasa tertekan/tersengat, sering pindah-pindah | Nyeri berat, menjalar ke lengan kiri, rahang |
Pemicu | Bisa muncul tiba-tiba tanpa sebab | Biasanya dipicu aktivitas fisik, stres, kolesterol, dll |
Perasaan | Takut mati, derealization | Lemah, keringat dingin, bisa pingsan |
⚠️ Tapi tetap: jika tidak yakin, selalu periksa ke dokter karena panic attack mirip gejala serangan jantung.
🔹 Dampak Panic Attack
- Sulit beraktivitas karena takut serangan datang lagi.
- Bisa berkembang jadi Panic Disorder (serangan panik berulang + takut serangan berikutnya).
- Bisa memicu Agoraphobia (takut pergi ke tempat ramai/terbuka karena khawatir panik muncul).
🔹 Cara Mengatasi Panic Attack
Saat serangan terjadi:
- Tarik napas perlahan – coba teknik 4-7-8 (tarik 4 detik, tahan 7 detik, hembuskan 8 detik).
- Fokus pada kenyataan – sentuh benda sekitar, hitung warna/objek, untuk “grounding”.
- Yakinkan diri – “Ini hanya serangan panik, sebentar lagi reda, aku aman.”
- Relaksasi otot – kendurkan bahu, tangan, kaki.
- Alihkan perhatian – misalnya mendengarkan musik, menghitung angka mundur.
Untuk pencegahan jangka panjang:
- Psikoterapi (CBT/terapi perilaku kognitif) → melatih menghadapi rasa takut.
- Obat (jika berat) → SSRI, benzodiazepine (hanya resep dokter).
- Gaya hidup sehat → tidur cukup, kurangi kafein/alkohol, rutin olahraga.
- Manajemen stres → meditasi, yoga, teknik pernapasan.
👉 Jadi singkatnya:
Panic Attack = alarm tubuh menyala berlebihan, bikin rasa takut luar biasa, jantung berdebar, sesak, gemetar, takut mati, tapi sebenarnya tidak ada ancaman nyata.