
Distimia atau gangguan depresi persisten, adalah jenis depresi kronis yang berlangsung minimal 2 tahun (untuk orang dewasa) atau 1 tahun (untuk anak-anak dan remaja).
Meskipun gejalanya tidak seberat depresi mayor, distimia bisa berlangsung lebih lama dan mengganggu kualitas hidup sehari-hari secara perlahan dan terus-menerus.
🔹 Ciri-Ciri Utama Distimia
Untuk diagnosis, seseorang harus mengalami suasana hati yang sedih atau murung hampir setiap hari selama 2 tahun, disertai minimal dua dari gejala berikut:
- Nafsu makan menurun atau meningkat
- Gangguan tidur (insomnia atau tidur berlebihan)
- Kelelahan atau kurang energi
- Harga diri rendah
- Sulit berkonsentrasi atau mengambil keputusan
- Perasaan putus asa
Catatan: Pada anak-anak, suasana hati bisa tampak lebih iritabel (mudah marah) daripada sedih.
🔹 Perbedaan Distimia dan Depresi Mayor
Aspek | Distimia (PDD) | Depresi Mayor |
---|---|---|
Durasi | ≥ 2 tahun (kronis) | ≥ 2 minggu (akut) |
Intensitas gejala | Ringan sampai sedang | Sedang sampai berat |
Gangguan fungsi | Lambat dan bertahap | Bisa mendadak dan drastis |
Fluktuasi | Stabil tapi berlangsung lama | Bisa pulih dalam periode tertentu |
🔹 Penyebab dan Faktor Risiko
Distimia tidak memiliki satu penyebab tunggal, tetapi dipengaruhi oleh:
- Faktor genetik (riwayat keluarga dengan depresi)
- Ketidakseimbangan neurotransmitter (seperti serotonin dan dopamin)
- Kejadian hidup traumatis atau stres berat
- Lingkungan kurang suportif
- Kepribadian tertentu (seperti perfeksionis atau mudah khawatir)
🔹 Dampak Distimia
- Sulit menikmati hal-hal yang dulu disukai
- Menurunnya produktivitas
- Sulit membangun hubungan yang sehat
- Rasa putus asa kronis
- Risiko berkembang menjadi depresi mayor ganda (double depression)
🔹 Pengobatan dan Penanganan
✅ Psikoterapi (terapi bicara):
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT) sangat efektif untuk membantu mengubah pola pikir negatif.
✅ Obat-obatan:
- Antidepresan seperti SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) atau SNRI dapat diresepkan oleh psikiater.
✅ Gaya hidup sehat:
- Olahraga rutin
- Pola tidur yang baik
- Dukungan sosial
- Manajemen stres
🔹 Apakah Distimia Bisa Sembuh?
Ya, bisa membaik dengan penanganan yang tepat. Karena distimia bersifat jangka panjang, kesabaran dan konsistensi dalam terapi sangat penting. Banyak orang yang mengalami perbaikan signifikan setelah menjalani pengobatan dan terapi yang berkelanjutan. hubungi kami untuk konsultasi