
Overthinking adalah kondisi ketika seseorang terlalu banyak berpikir secara berlebihan, biasanya tentang masalah, masa lalu, atau masa depan, sampai akhirnya malah bikin stres, bingung, dan sulit mengambil keputusan.
Kalau OCD tadi lebih ke pikiran berulang + kompulsi (harus ada tindakan untuk meredakan cemas), Overthinking biasanya hanya berhenti di pikiran yang muter-muter terus tanpa henti.
🔹 Ciri-ciri Overthinking
- Sulit berhenti mikir – kepala terasa penuh dengan kemungkinan buruk atau penyesalan.
- Memikirkan masa lalu – menyesali kesalahan, mengulang-ulang “seandainya dulu aku…”.
- Takut masa depan – khawatir berlebihan tentang apa yang akan terjadi.
- Mengulang percakapan – memikirkan kata-kata orang lain, merasa salah bicara.
- Susah tidur – pikiran tidak bisa tenang walau badan sudah lelah.
- Menunda keputusan – terlalu banyak mikir pro-kontra sampai akhirnya tidak bertindak.
🔹 Contoh Overthinking
- Baru selesai wawancara kerja → terus kepikiran, “Tadi jawabanku salah nggak ya? Kalau aku jawab begini gimana?”
- Mau memulai usaha → malah kepikiran risiko bangkrut terus, sampai tidak jadi mulai.
- Setelah cek chat teman → mikirin kenapa dia balas singkat, takut dia marah, padahal sebenarnya tidak ada masalah.
🔹 Penyebab Overthinking
- Perfeksionisme → ingin semua sempurna, takut salah.
- Kurang percaya diri → ragu dengan diri sendiri.
- Kecemasan (anxiety) → sering khawatir tentang hal-hal kecil.
- Pengalaman buruk/trauma → sulit move on dari masa lalu.
- Kurang aktivitas → pikiran kosong jadi mudah dipenuhi kekhawatiran.
🔹 Dampak Overthinking
- Stres & cemas berlebihan.
- Sulit tidur (insomnia).
- Kurang produktif, karena waktu habis untuk mikir, bukan bertindak.
- Menurunkan kesehatan fisik → gampang capek, sakit kepala, otot tegang.
- Gangguan mental jangka panjang (depresi, kecemasan).
🔹 Cara Mengatasi Overthinking
- Sadari pola pikir – catat kalau kamu mulai mikir berlebihan.
- Batasi waktu mikir – contoh: kasih waktu 10 menit mikirin masalah, lalu berhenti.
- Alihkan fokus – olahraga, hobi, ngobrol dengan teman.
- Mindfulness & meditasi – belajar fokus pada “saat ini”.
- Ambil tindakan kecil – jangan tunggu semua jelas, mulai dengan langkah kecil.
- Self-compassion – belajar menerima bahwa kita boleh salah, itu manusiawi.
- Bicarakan dengan orang terpercaya – kadang sharing bikin beban pikiran lebih ringan.
🔹 Perbedaan OCD vs Overthinking
Aspek | OCD | Overthinking |
---|---|---|
Sifat Pikiran | Obsesif, berulang, sangat mengganggu | Berlebihan, berputar-putar, sulit berhenti |
Tindakan | Ada kompulsi (ritual/aksi untuk redakan cemas) | Tidak ada kompulsi, hanya pikiran berulang |
Kesadaran | Tahu pikirannya berlebihan tapi sulit menolak | Sadar sedang mikir banyak, tapi tidak sadar seberapa mengganggu |
Dampak | Bisa sangat menghambat hidup (butuh terapi/obat) | Lebih ke stres, cemas, kurang produktif |
Level Gangguan | Termasuk gangguan mental (klinis) | Belum tentu gangguan mental, bisa jadi pola pikir negatif saja |
👉 Jadi, OCD itu gangguan klinis dengan obsesi + kompulsi, sedangkan Overthinking lebih ke kebiasaan berpikir berlebihan tanpa henti.