Pilih Laman

Pengertian
Obsessive Love Disorder (OLD) atau Gangguan Cinta Obsesif adalah istilah non-diagnostik
yang digunakan untuk menggambarkan perilaku cinta yang tidak sehat dan ekstrem, di
mana seseorang memiliki obsesi yang berlebihan terhadap orang lain, biasanya pasangan
romantis, sehingga mengganggu fungsi hidup dan hubungan sosial. Meskipun tidak secara
resmi diakui dalam DSM-5 sebagai gangguan mental tersendiri, gejala yang muncul sering
tumpang tindih dengan gangguan psikologis lainnya.

Ciri-Ciri Umum

  • Pikiran obsesif terhadap orang yang dicintai, tidak bisa berhenti memikirkan dia.
  • Kecemburuan ekstrim, bahkan tanpa bukti.
  • Mengontrol atau memonitor secara kompulsif (misalnya mengecek media sosial,
    menelpon terus-menerus, mengikuti diam-diam).
  • Takut kehilangan yang tidak rasional.
  • Mengabaikan kebutuhan pribadi demi menyenangkan atau bersama orang yang dicintai.
  • Perasaan bahwa hidup tidak berarti tanpa orang tersebut.
  • Bisa berujung pada perilaku posesif atau agresif, terutama jika ditolak atau diabaikan.

Penyebab yang Mungkin

  • Pengalaman trauma masa kecil seperti penelantaran atau pengabaian kasih sayang.
  • Ketergantungan emosional atau tidak mampu merasa utuh tanpa kehadiran orang lain.
  • Gangguan kepribadian (seperti borderline, narsistik, atau histrionik).
  • Harga diri yang rendah dan kebutuhan validasi konstan.
  • Gangguan psikologis lain seperti OCD, bipolar, atau delusional erotomania.

Dampak dalam Hubungan

  • Hubungan menjadi tidak sehat dan tidak seimbang.
  • Meningkatkan risiko kekerasan dalam hubungan (verbal, emosional, atau fisik).
  • Dapat menyebabkan isolasi sosial, kecemasan, atau depresi.

Perbedaan dengan Cinta Sehat
Cinta Sehat:

  • Ada ruang pribadi
  • Percaya pada pasangan
  • Menghargai perbedaan
  • Tumbuh bersama

Obsessive Love Disorder:

  • Ingin terus bersama 24/7
  • Cemburu dan mencurigai terus-menerus
  • Ingin mengontrol semua aspek
  • Bergantung sepenuhnya pada pasangan

Penanganan

  • Psikoterapi, terutama terapi kognitif-perilaku (CBT).
  • Terapi untuk ketergantungan emosional atau masalah relasi.
  • Terapi keluarga atau pasangan jika situasi memungkinkan.
  • Obat-obatan jika ada gangguan mood atau kecemasan menyertai.
  • Membangun kembali harga diri dan identitas personal di luar hubungan.