Pilih Laman

Intermittent Explosive Disorder (IED) adalah gangguan pengendalian impuls di mana seseorang mengalami ledakan emosi atau amarah tiba-tiba, sangat berlebihan, dan tidak sebanding dengan pemicunya.

➡️ Contoh: seseorang marah besar hanya karena hal kecil, seperti disalip motor, komentar sepele, atau barang jatuh.
➡️ Setelah ledakan emosi reda, biasanya orang tersebut menyesal atau malu dengan tindakannya.


🔹 Ciri-ciri IED

  1. Ledakan emosi mendadak – marah meledak tanpa bisa dikendalikan.
  2. Tidak proporsional – reaksi jauh lebih besar dibanding pemicunya.
  3. Agresif – bisa berupa teriakan, bentakan, memaki, sampai kekerasan fisik.
  4. Sementara & cepat mereda – berlangsung beberapa menit hingga jam, lalu reda.
  5. Penyesalan setelahnya – sering merasa bersalah, malu, atau lelah.

🔹 Contoh Perilaku IED

  • Melempar atau merusak barang hanya karena dikritik sedikit.
  • Tiba-tiba memukul atau menyerang orang karena merasa tersinggung.
  • Marah berlebihan di jalan raya (road rage).
  • Berteriak-teriak kepada keluarga/teman karena hal sepele.

🔹 Penyebab IED

Belum ada penyebab tunggal, tapi ada beberapa faktor:

  • Biologis: ketidakseimbangan neurotransmitter (serotonin, dopamin).
  • Genetik: ada kecenderungan diturunkan.
  • Lingkungan: pola asuh keras, sering melihat kekerasan sejak kecil.
  • Trauma atau stres berat.
  • Kelainan otak di bagian yang mengatur emosi (amigdala & prefrontal cortex).

🔹 Dampak IED

  • Hubungan rusak dengan keluarga, teman, rekan kerja.
  • Masalah hukum karena kekerasan atau perusakan.
  • Rasa malu, bersalah, depresi setelah meluapkan amarah.
  • Gangguan fisik: tekanan darah tinggi, sakit jantung, stroke (karena stres emosional ekstrem).

🔹 Diagnosis

IED hanya bisa ditetapkan oleh psikiater/psikolog klinis dengan wawancara klinis.

  • Ledakan emosi berulang, minimal 2 kali seminggu selama 3 bulan atau 3 kali dalam 1 tahun dengan kerusakan fisik/kerugian nyata.
  • Tidak dijelaskan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya bipolar, skizofrenia).

🔹 Cara Mengatasi IED

Edukasi keluarga/teman agar bisa membantu menghadapi episode marah.

Psikoterapi

  • CBT (Cognitive Behavioral Therapy) → melatih mengontrol pikiran & respon sebelum marah meledak.
  • Manajemen emosi → mengenali pemicu, teknik relaksasi, latihan komunikasi asertif.

Obat-obatan (hanya oleh psikiater)

  • SSRI (antidepresan, misalnya fluoxetine).
  • Obat anti-kejang atau mood stabilizer.
  • Obat anti-kecemasan jika dibutuhkan.

Gaya hidup

  • Olahraga teratur untuk melepas stres.
  • Tidur cukup, pola makan sehat.
  • Menghindari alkohol, narkoba, atau kafein berlebihan.