
🔹 Apa itu Antisocial Personality Disorder (ASPD)?
Antisocial Personality Disorder (ASPD) adalah salah satu gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola perilaku mengabaikan dan melanggar hak orang lain, kurang rasa empati, serta sering melanggar norma sosial maupun hukum.
Orang dengan ASPD sering dikenal sebagai manipulatif, agresif, impulsif, tidak bertanggung jawab, dan tidak memiliki penyesalan atas tindakannya.
ASPD termasuk dalam Cluster B Personality Disorders (bersama borderline, histrionik, dan narsistik), yang ditandai dengan perilaku dramatis, emosional, dan tidak stabil.
🔹 Ciri-Ciri dan Gejala ASPD
Menurut DSM-5, seseorang dapat didiagnosis ASPD jika menunjukkan pola perilaku antisosial sejak usia 15 tahun, dengan minimal 3 atau lebih gejala berikut:
- Mengabaikan hukum dan norma sosial
- Melakukan tindakan kriminal berulang (menipu, mencuri, kekerasan).
- Bersikap manipulatif atau suka menipu
- Berbohong terus-menerus, menggunakan nama samaran, memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi.
- Impulsif & sulit merencanakan masa depan
- Bertindak tanpa memikirkan konsekuensi.
- Agresif dan mudah marah
- Sering terlibat perkelahian atau perilaku kekerasan.
- Mengabaikan keselamatan diri dan orang lain
- Berkendara ugal-ugalan, berisiko tinggi, tidak peduli dampaknya.
- Tidak bertanggung jawab
- Tidak konsisten bekerja, tidak membayar tagihan, mengabaikan kewajiban.
- Tidak merasa bersalah atau menyesal
- Menyalahkan korban atau menganggap wajar perbuatannya.
⚠️ Catatan:
- Individu harus berusia minimal 18 tahun untuk diagnosis ASPD.
- Namun, sebelum usia 15 tahun, biasanya ada riwayat Conduct Disorder (gangguan perilaku) → misalnya suka berkelahi, merusak barang, menyiksa hewan, mencuri.
🔹 Penyebab ASPD
Penyebabnya kompleks, melibatkan kombinasi faktor:
- Faktor biologis/genetik
- Ada kecenderungan turunan, terutama jika ada riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian atau penyalahgunaan zat.
- Studi otak menunjukkan gangguan pada amigdala & korteks prefrontal, bagian yang mengatur empati dan kontrol impuls.
- Faktor lingkungan
- Pola asuh penuh kekerasan, pengabaian, atau kurang kasih sayang di masa kecil.
- Paparan kemiskinan, pergaulan kriminal, atau lingkungan penuh kekerasan.
- Faktor psikososial
- Trauma masa kecil (pelecehan fisik/emosional/ seksual).
- Riwayat penyalahgunaan zat sejak remaja.
🔹 Dampak ASPD
Jika tidak ditangani, ASPD bisa menimbulkan masalah serius:
- Hubungan interpersonal buruk → manipulatif, kasar, sulit dipercaya.
- Masalah hukum → kriminalitas, penipuan, kekerasan.
- Penyalahgunaan zat → alkohol, narkoba.
- Masalah pekerjaan & keuangan → tidak stabil, sering dipecat.
- Risiko tinggi terlibat tindak kriminal serius → bahkan bisa berhubungan dengan psikopati.
🔹 Perbedaan ASPD dengan Psikopati
- ASPD: diagnosis klinis berdasarkan DSM-5 (lebih luas, perilaku melanggar norma dan hukum).
- Psikopati: istilah lebih sempit, sering diukur dengan Hare Psychopathy Checklist, menekankan sifat dingin, manipulatif, tidak berperasaan.
👉 Jadi, tidak semua penderita ASPD adalah psikopat, tapi banyak psikopat yang memenuhi kriteria ASPD.
🔹 Penanganan ASPD
ASPD adalah salah satu gangguan kepribadian yang paling sulit ditangani, karena penderita sering tidak merasa ada masalah dengan dirinya.
- Psikoterapi
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT): membantu mengendalikan impuls, mengurangi perilaku agresif, dan meningkatkan kesadaran diri.
- Therapeutic Community Programs: rehabilitasi perilaku dalam lingkungan terkontrol (misalnya di penjara atau pusat rehabilitasi).
- Anger Management Therapy: mengelola emosi dan agresi.
- Farmakoterapi (obat)
- Tidak ada obat khusus untuk ASPD.
- Obat bisa diberikan untuk gejala penyerta:
- Antidepresan (jika ada depresi).
- Mood stabilizer (untuk impulsif/agresi).
- Antipsikotik (jika ada perilaku sangat agresif/psikotik).
- Intervensi sosial
- Program rehabilitasi, bimbingan pekerjaan, dukungan keluarga.
- Pencegahan lebih efektif daripada pengobatan (misalnya intervensi sejak masa anak/remaja dengan Conduct Disorder).
🔹 Prognosis
Usia tua kadang menurunkan intensitas perilaku antisosial (agresi berkurang).
Prognosis umumnya kurang baik jika sudah parah (terutama pada individu yang terus melakukan kriminalitas, kecanduan zat, atau tidak punya motivasi berubah).
Namun, dengan terapi yang konsisten, beberapa orang bisa mengurangi perilaku impulsif dan agresif, meski jarang sepenuhnya sembuh.
Penanganan ASPD bisa sulit, tetapi terapi perilaku kognitif dan beberapa bentuk psikoterapi lainnya kadang digunakan untuk membantu penderita mengelola perilaku impulsif dan meningkatkan kemampuan sosial.Hub: 091235111900 untuk janji temu – counselor surabaya